Thursday, June 30, 2011

RESENSI FILM 'UMRAO JAAN'

UMRAO JAAN, FILM INDIA YANG BERBEDA
Judul : Umrao Jaan (2006)
Sutradara : JP Datta
Resensi : Ahsan Andi Husain
Iseng iseng nonton Channel B4U Movies, di Astro Malaysia. Saluran film India itu menayangkan ‘Umrao Jaan’, sebuah film produksi 2006 yang pernah bikin gue jatuh cinta pada cerita dan lagu lagunya. Umrao Jaan, bukan film India biasa, isinya dalem, penuh filsafat, dan konon diangkat dari kisah nyata.
Gue nonton film ini juga secara tidak sengaja, tahun 2007 lalu di salah satu saluran TV berlangganan Malaysia. Saking senangnya sama film ini, gue mengobrak abrik lapak lapak DVD bajakan, tapi ternyata DVDnya tidak beredar di Indonesia. Gue baru nemu DVDnya tahun 2008 di Mustafa Center, Singapore. Nonton lagi deh.
Sedikit resensinya. Umrao Jaan berkisah tentang seorang gadis berusia 12 tahun, bernama Amiran, diperankan dengan apik oleh Bansree Mandhani. Amiran tinggal di Faizabad, nun jauh di bagian utara India. Amiran dibesarkan dalam keluarga Muslim yang taat, bersama ayah, ibu dan adik laki lakinya.
Namun, malapetaka tiba ketika Dilawar Khan keluar dari penjara. Dilawar yang dipenjara karena bukti bukti dan kesaksian jujur ayah Amiran, rupanya menyimpan dendam. Maka Dilawar menculik Amiran dan dijual ke rumah bordil di Lucknow, untuk membayar sakit hatinya. Nama Amiran kemudian diganti oleh ibu asuhnya menjadi Umrao Jaan.
Umrao (diperankan dengan sangat pas oleh Aishwarya Rai) tumbuh menjadi gadis cantik dan mempesona banyak laki laki. Kecantikan pelacur kelas atas itu tersohor hingga ke istana para Sultan di Lucknow. Meski berkisah tentang kehidupan seorang wanita penghibur, film ini sama sekali tidak mengumbar adegan adegan pelacuran.
Umrao hanya dilukiskan sebagai penari yang menghibur orang orang yang menanggapnya. Hingga akhirnya Nawab Sultan, yang diperankan Abishek Bachchan, jatuh cinta pada kecantikan, keindahan dan kelenturan tubuh Umrao saat menari.
Nawab Sultan pun mengungkapkan perasaannya pada Umrao, maka terangkailah kisah nan romantis antara dua insan berbeda ‘kasta’ itu. Namun, kisah cinta Umrao ternyata tak seindah syair syair lagu yang dilantunkannya. Ayah Sultan mencium hubungan asmara anaknya dengan wanita penghibur itu.
Ayah Sultan menentang habis habisan hubungan Nawab Sultan dengan Umrao. Bagi ayah Sultan, cinta itu adalah restu yang keluar dari mulut seorang ayah dan susu yang keluar dari seorang ibu untuk anaknya.
Ayah Sultan menghukum Nawab Sultan, dengan mengharamkan seluruh hartanya jatuh pada Sultan. Sultan bahkan dimiskinkan dengan diusir dari istana dan tinggal di kampung bersama pamannya. Tapi, cinta yang membelenggu hati Sultan, membuatnya rela kehilangan segala galanya asal tidak kehilangan cintanya pada Umrao.
Kepada Umrao, Sultan berjanji akan kembali untuk menikahinya kelak. Sepeninggal Sultan, Umrao hidup dalam kedukaan yang berkepanjangan. Siang malam Umrao berdoa agar Nawab Sultan segera kembali padanya. Tapi Sultan tak kunjung datang.
Dalam kegalauan itulah, Faiz Ali (Sunil Shetty) mencoba merebut hati Umrao, tapi Umrao tak mudah memberikan cintanya selain pada Sultan. Faiz Ali bertekad akan mengejar cinta Umrao hingga ke liang kubur. Faiz Ali rupanya menyimpan akal licik, dengan mengajak Umrao ke Daulatabad, untuk menemui Nawab Sultan.
Saat perjalanan menuju Daultabad, Faiz Ali ditangkap dan di penjara. Faiz ternyata adalah perampok kelas kakap yang sudah bertahun tahun diincar oleh polisi. Umrao pun menemani Faiz ke penjara, tapi Faiz tidak yakin Umrao mencintainya. Umrao bersedia menemui Faiz semata mata agar Umrao bisa bertemu dengan Nawab Sultan.
Niat jahat Faiz pun muncul dengan mengarang cerita, bahwa dia telah meniduri Umrao. Nawab Sultan yang berniat kembali kepada Umrao mendengar kabar tersebut, dan menilai Umrao telah menghianati kesetiaannya. Umrao patah hati, dan memilih untuk pulang ke Lucknow dan menjalani kembali kehidupan lamanya sebagai pelacur. Tapi, nasib punya rencana lain.
Dalam keadaan mabuk, Gauhar Mirza, laki laki yang sudah lama jatuh cinta pada Umrao, berniat memperkosa Umrao, tapi Umrao berhasil meloloskan diri. Saat itulah, tentara Inggris menyerang Lucknow dan membuat kota itu kocar kacir, orang orang mengungsi termasuk Umrao.
Umrao memilih pulang ke Faizabad, rumah masa kecilnya. Namun saat kembali ke kampungnya, ayah Umrao sudah lama meninggal, hanya ibu dan adiknya yang masih tingga di rumah itu. Sayang, ibu dan adiknya menolak menerima Umrao, karena profesinya sebagai pelacur.
Meski cerita berjalan lamban, adegan peradegan sama sekali tidak membosankan. Dialognya ditulis dengan sangat indah, seindah lirik lirik lagunya. Musik digarap dengan sangat apik oleh Anu Malik, yang sudah menggarap musik lebih dari 200 judul film, beberapa kali meraih Filmfare Award, sebagai Best Music Director.
Anu Malik yang sudah malang melintang menata musik di ratusan judul film, rupanya paham benar bagaimana menempatkan sebuah lagu di setiap adegan di film arah sutradara JP Dutta ini. Lirik dan hentakan iramanya yang cenderung beraliran New Age, terasa menyatu dengan kisah dan perasaan Umrao.
Film Umrao Jaan (2006) adalah remake dari film berjudul sama produksi 1981 yang saat itu disutradarai oleh Musaffar Ali. Umrao Jaan edisi lama dibintangi oleh pelakon kawakan di jamannya, Rakhee dan Naseruddin Shah.
Bagi pencinta film Bollywood, film Umrao Jaan adalah salah satu yang terbaik untuk jadi pilihan. Film bersetting tahun 1840 ini, digarap dengan serius. Konon budget terbesar untuk film berdurasi 189 menit ini, selain honor pemainnya, juga pada kostum kostum dan setnya yang megah.
Sekadar catatan, film produksi 2006 ini tidak beredar di bioskop Indonesia, tapi berhasil mengantongi keuntungan lebih dari 1,3 Juta US Dollar di negaranya. Selain bertabur bintang papan atas, film ini juga menyajikan gambar yang indah dan penonton seakan terbawa ke India di tahun 1840.
Yang pasti, Umrao Jaan menghidangkan cerita yang berbeda dari film film India komersil, seperti Kuch Kuch Hota Hai atau Mohabbatein.****

1 comment:

  1. Kalau menurut Saya Ya memang bagus Film Umrao Jaan 2006 Namun Film Yang Mengangkat Kisah Novel Urdu Pertama Yang Berjudul Umrao Jaan Ada Tidak Hanya Umrao Jaan 2006 Dengan Umrao Jaan 1981 yang Mamiliki Alur Dan Musik Yang Apik Dan latarnya Saja Yang Berbeda Pada Tahun 2006 Latarnya Agak Modern Tapi Pada 1981 Latarnya Masih Agak Ke Arah Sederhana Sehingga Kedua Film Ini Berhasil Membawa Penonton Seperti Menjadi Umrao Jaan Nya. Namun Selain Umrao Jaan 2006 dan Umrao Jaan 1981 Masih Ada Film Yang Mengangkat Kisah Novel Itu dan Film Ini Udah Cukup Terlupakan Yaitu Mehndi 1958 Dan Zindagi Ya Toofan 1958 Yang Dimana Musik Nya Juga Apik Untuk Menggambarkan Umrao Jaan namun Berbeda Dari Umrao Jaan 2006, Umrao Jaan 1981, Dan Zindagi Ya Toofan 1958 Yang Memiliki Ending Sedih. Mehndi 1958 Ini memiliki Alur Yang Berakhir pada Happy Ending Yang Dimana Umrao Dan Nawab Menikah Dan Keluarga Juga Menerima Umrao Kembali Meskipun Kakaknya/Adik Nya Tidak Menerima Nya Namun Memiliki Ending Yang happy. Saya Sangat Menyarankan Untuk Menonton Film Umrao Jaan 1981, Karena Umrao Jaan 2006, Mehndi 1958, Zindagi Ya Toofan 1958 Menghilangkan Tokoh Pendukung Yang Cukup Penting Yaitu Ram Dai/Ram Dei. Terima Kasih Telah Membaca

    ReplyDelete